Sekolah di Amerika - Permulaan

cr


Tuhan tahu, ketika kamu bersungguh-sungguh, tidak akan pernah Dia menjawabnya dengan tidak.



Rasa-rasanya seperti baru kemarin saya menuliskan mimpi saya untuk sekolah di luar negeri, di buku diari Hello Kitty kesayangan saat SD. Saya tidak pernah menyangka, kalau Allah akan mengabulkannya suatu hari. Memang, saya tipikal anak yang keras kepala soal sekolah. Di masa SD, SMP, SMA, bahkan kuliah S1 dulu, saya selalu pengin tiba lebih awal di sekolah, itu salah satu contoh pembuktian kalau saya sungguh-sungguh mau sekolah dengan sangat baik.

Saya tidak pernah masuk ruang bimbingan konseling, atau ditegur karena kesalahan akademik. Pokoknya saya anaknya nurut banget pas sekolah. Nurut banget-banget. Kalau ndka percaya, boleh ditanya ke teman-teman sekolah saya dulu, mereka sudah saya sogok pasti akan berkata yang sama, hehe.

Lulus dari bangku SMA, saya sempat patah semangat melanjutkan kuliah karena keadaan keuangan keluarga yang sangat tidak memungkinkan saat itu. Tapi Papa saya, bertekad dengan keyakinan penuh kalau saya harus melanjutkan studi. Allah memeluk mimpi saya kali itu. Saya diberikan kesempatan untuk melanjutkan studi di bangku kuliah dengan baik, dan lulus cepat-cepat karena ingin membantu keuangan keluarga, maklum saya anak tunggal di rumah. Walau orang tua saya sama sekali tidak pernah menuntut agar saya membalas budi dengan rupiah atau dollar, sebagai anak sudah pasti kita tahu diri.

Setelah lulus cantik dari S1, saya diterima bekerja di salah satu media terbesar di kota saya. Awalnya cuma magang di bagian administrasi, tapi kok ya lama-lama merasa "hilang". Akhirnya saya memberanikan diri masuk ke bagian redaksi. Iya. Jadi jurnalis. Walau saya ndak punya pengalaman atau latar belakang pendidikan di situ, saya mencoba memberanikan diri. Alhamdulillah. Allah memeluk mimpi saya berikutnya. Satu tahun pertama saya lalui dengan baik. Saya dipercaya menjadi redaktur di salah satu halaman di koran tempat saya bekerja.

Kerja, punya kendaraan hasil keringat sendiri, dan berbagai pencapaian lainnya, membikin saya banyak berpikir. Apa lagi, Ki? Sampai di sini saja? Saya mulai melihat beberapa teman saya melanjutkan studi ke jenjang S2, atau ada juga yang bekerja dan mengepakkan sayap jauh dari kota tempat saya tinggal. Saat itu, jujur saya iri. Saya juga mau keluar dan berkembang lebih jauh lagi. Sinting, pertengahan tahun 2016, saya menulis di whiteboard kamar tidur, kalau saya mau sekolah ke luar negeri di tahun 2017. Pakai huruf kapital pula. Haha. Saat itu saya yakin betul, ketika saya mau dan berusaha, Allah PASTI akan memeluk mimpi saya berikutnya.

Akhir 2016, di tengah hujan, saya dapat broadcast di grup aplikasi perpesanan. Alhamdulillah isinya bukan yang "kirim ini ke 7 temanmu atau kamu bakalan jomblo selamanya..." haha. Isinya waktu itu soal beasiswa penuh dari Pemerintah US untuk program sekolah di Amerika selama 1 tahun. Saya waktu itu, entah kenapa, yakin sekali kalau beasiswa ini pasti untuk saya.

Baca di sini, ya.

Dengan modal restu Mama Papa waktu itu, saya memberanikan diri untuk menebus satu-satu persayaratan beasiswanya. Jadi, kalau kalian mau tahu apa saja persayaratan untuk menerima beasiswa ini, bisa langsung ke situs AMINEF dan di sana lengkap banget soal persyaratan dan segala printilannya.

Saya jabarkan aja kali ya di sini sedikit soal apa saja dokumen yang kalian butuhkan untuk daftar di awal. Oia, dokumennya harus dikirim dalam bentuk fisik lewat Kantor Pos atau ekspedisi pengiriman lainnya, kalau yang tinggal di Jakarta bisa langsung ke kantor AMINEF di Intiland Tower lantai 11.


1. Complete Application form (formulir aplikasi yang telah diisi) di dalamnya termasuk ada 7 esai yang harus ditulis, formulirnya bisa kalian unduh di link AMINEF saat pendaftaran sudah dibuka. Jadi follow aja dulu fanspage AMINEF di sini. (asli)
2. English Test Certificate (Sertifikat test Bahasa Inggris seperti TOEFL, TOEIC, atau IELTS) (copy)
3. High School Diploma (STTB/Ijazah) (copy & berlegalisir)
4. High School Diploma (STTB/Ijazah) dalam Bahasa Inggris (copy)
5. High School Transcript (SKHUN) (copy & berlegalisir)
6. High School Transcript (SKHUN) dalam Bahasa Inggris (copy)
7. Copy of ID (KTP, SIM, atau Paspor)
8. Official statment of employment (Surat Keterangan Bekerja dari perusahaan) dalam bahasa Indonesia. (asli)

Biasanya beasiswa ini bakalan dibuka di bulan November awal, kalau di CCIP 2017 kemarin sih begitu ya. Bisa jadi tanggal dibuka dan ditutupnya pendaftaran, atau mungkin juga persyaratan, bisa berbeda lagi di tahun ini. Jadi kuncinya kalian harus rajin-rajin cari informasinya.

Desember tanggal 27, siang itu saya lagi mager sekali di kamar. HP saya berderit, ada email masuk. Dan huaaa, saya bahagia banget ketika dapat email dari AMINEF yang menyatakan kalau saya lulus berkas dan diundang untuk menghadiri seleksi wawancara di Jakarta. BUat yang domisili di luar Jakarta, tenang saja, semua tiket dan akomodasi ditanggung oleh AMINEF. Yang paling penting yang harus kalian siapkan adalah mental untuk diwawancara sama interviewers yang kece-kece. Cerita wawancara akan saya posting secepatnya, ya!

So yah, saya senang sekali kalau di antara kalian ada yang berminat mendaftarkan diri dan mau nanya-nanya soal CCIP 2018 nanti. Silakan klik pojok surel saya di blog ini, atau bisa tinggalkan komentar aja di sini, insyaallah bakalan saya jawab sebisa dan semampu saya.

Tulisan ini bakalan masih berlanjut, btw. XOXO.

Comments

  1. LAAAAANNJJOOOOOOOOOOOOTTTTT CERITANYAAAAA KAKA RESKIIIII..............

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts