Ratatouille; Tikus Lincah yang Jago Masak


Yuhuuuu, jadi ini adalah satu label baru di blog saya, yang saya namai #RabuReview. Jadi, setiap hari Rabu, saya akan memosting satu hasil review saya, baik itu berupa film, musik, album, atau buku. So yah, here we go!


Kali ini saya mau bahas salah satu film animasi yang saya tonton sekitar dua minggu silam dari komputer. Film ini sebenarnya sudah cukup lama, tapi saya saja yang ketinggalan jaman, haha. Pertama kali saat mata saya tertumbuk di film ini, kesannya biasa saja. Malah agak-agak geli soalnya karakter utama film animasi ini adalah seekor tikus. Tapi entah karena apa, saya memutuskan untuk menyaksikan film ini hingga tuntas, sambil ngemil kismis dan es sirop. *lirik timbangan *krai

Filmnya mengisahkan tentang seekor tikus bernama Remy yang tumbuh di lingkungan komunitas tikus yang sangat banyak. Seperti tikus kebanyakan, teman-teman tikus di lingkungan Remy sangat suka dengan yang jorok-jorok, seperti makanan dari tong sampah, mengaduk-aduk pembuangan, dan mencuri sisa-sisa makanan di dapur manusia. Nah, si Remy ini tumbuh berbeda, anti mainstream lah bahasa gaulnya. Dia sangat sensitif terhadap apa yang akan dia makan, dia menyukai seni dalam makanan, dan kurang suka makan makanan kotor yang didapatkan oleh kakak atau ayahnya. Dia juga sangat senang menyaksikan aksi seorang chef, Gusteau,  yang memasak di TV. Dia selalu mencuri-curi waktu agar dapat menonton di rumah seorang nenek yang menjadi tempat tinggalnya di Paris, demi melihat Gusteau memasak.

Sampai pada akhirnya Remy mendapatkan kabar bahwa Koki Gusteau telah meninggal dan acara memasaknya di TV tidak dapat ditayangkan lagi, Remy sedih. Acara tersebut ditutup dengan kalimat sakti Gusteau bahwa semua orang bisa memasak. Dengan semangat berlebih, Remy menuju lemari bumbu si nenek, namun karena kecerobohannya, si nenek melihat aksi tersebut dan mengusir semua tikus dari rumahnya, akhirnya mereka lari ke saluran got dan Remy pun terpisah dari saudara serta teman-teman tikusnya, namun dia berhasil menyelamatkan buku resep Gusteau.

Di perjalannya, Remy bertemu dengan hantu Gusteau yang memotivasinya untuk memasak. Sampai akhirnya Remy menemukan sebuah restoran milik Gusteau. Matanya tertumbuk pada seorang pemuda yang bertugas membersihkan dapur dengan sangat kewalahan, pemuda itu terlihat sedang meracik bumbu sop dengan sangat asal-asalan, saat sedang tidak terlihat, akhirnya Remy turun tangan untuk meracik bumbu sop tersebut, namun saat sedang asyik meracik, pemuda (ah, ya, namanya Alfredo) tersebut melihat Remy, dia sangat kaget. Apa mau dikata, sop telah jadi dan akan dihidangkan ke pelanggan. Alfredo sangat takut, ia diancam oleh Skinner (koki di restoran tsb), namun di luar dugaan, pelanggan memuji sop tersebut karena kelezatannya.
Singkat cerita, Remy bersembunyi di topi koki milik Alfredo, dan mengendalikan Alfredo ketika memasak menggunakan rambutnya (semacam setir deh kayaknya), hasilnya sangat memuaskan, semua masakan yang diracik Alfredo lezat. Pelanggan membanjirinya dengan pujian. Tentu saja Skinner tidak senang dengan hal itu. Dia sangat benci terhadap kehadiran Alfredo, terlebih saat dia tahu bahwa Alfredo merupakan anak dari Gusteau (ketahuan dari surat mantan pacar Gusteau yang ternyata Mamanya Alfredo), yang tentu saja akan membuat Alfredo menjadi pewaris tunggal dari restoran Gusteau, Skinner menjadi semakin benci kepada Alfredo dan mulai mencari kesalahan dari Alfredo.

Kelincahan lucu saat Remy memasak


Restoran mereka semakin terkenal ke seluruh penjuru Paris, Sampai situ saja? Tidak. Terjadilah kesalahpahaman antara Alfredo dan Remy. Mereka bertengkar hebat. Remy memutuskan utnuk tidak lagi membantu Alfredo memasak, dan memanggil saudara serta teman-teman tikusnya untuk menyerbu penyimpanan bumbu di restoran. Ketika Alfredo mengetahui hal tersebut, ia menjadi murka dan mengusir Remy dari restoran itu.

Akhirnya Skinner menemukan fakta bahwa selama ini Alfredo tidak pandai memasak sama sekali dan parahnya lagi dia dibantu oleh seekor tikus, yang notabene sangat menjijikkan, apalagi jika bersentuhan dengan makanan. Skinner kemudian mengungkap fakta tersebut dan memanggil dinas kesehatan kota untuk memeriksa restoran. Semua staf koki satu persatu mundur dari restoran, tidak terkecuali Colette, seorang koki perempuan yang sangat dikagumi Alfredo. Alfredo merasa sangat sedih, 

Lama kelamaan, Remy dan Alfredo kembali berbaikan, mereka kembali sama-sama memasak, Colette memutuskan untuk kembali membantu Alfredo, dan akhirnya mereka mendapatkan tugas untuk menjamu Anton Ego, seorang kritikus makanan yang terkenal sangat kritis dan apa yang diucapkannya kemudian akan sangat berpengaruh terhadap kiprah sebuah restoran (maaaak, bahasaku :D), ketika perjamuan dihidangkan dan Ego menyicipinya, scene ini buat saya berkaca-kaca. 

Masakan racikan Remy membuat Ego seperti merasakan masakan ibunya saat dia masih kanak-kanak dulu. Tahu kan, gimana rasanya masakan ibu kita yang mungkin ada orang yang bisa membuatnya dengan bumbu yang paling hebat, tapi rasanya tidak akan pernah tergantikan, sebab dibuat dengan setulus cinta. Duh. :')
Masakan yang Remy hidangkan untuk Ego, Ratatouille.



Ekspresi Ego saat memakan masakan Remy. I feel you! :')

Ulasan mengenai masakan restoran mereka dimuat di pekabaran yang sangat terkenal, dan semakin membuat restoran mereka terkenal. Namun sayang sekali, dinas kesehatan kota memutuskan utnuk menutup restoran tersebut karena alasan kebersihan. Tak disangka, Ego memutuskan untuk membangun sebuah restoran yang kemudian dikelola oleh Alfredo, Colette, dan Remy. Restoran tersebut didesain nyaman untuk Remy, dan diberi nama Ratatoille dan Remy sebagai ikon dari restoran tersebut. Akhiran film animasi ini bahagia.

Restoran Ratatouille. Pengen coba ke sana?

Saya ndak nyangka perasaan saya bakal diaduk-aduk oleh sebuah film animasi dengan karakter utama seekor tikus. Ah, pokoknya film ini recommended untuk ditonton, baik seorang diri, apalagi bareng kesayangan. Happy watching dan sampai ketemu lagi di #RabuReview pekan depan.


XOXO


Reski


Comments

Popular Posts