#SusupoCantik: Dari Sianida Sampai Ramalan-Ramalan Receh




Coffee doesn't ask silly questions, because coffee understands.


Pembukanya manis sekali, ehm, tapi saya ndak bakal ngepost puisi atau frasa pun jenis tulisan manis kali ini, namanya saja #SusupoCantik, jadi ya di sini kita bakal susupo alias karlota alias ngomongin sesuatu depends on our opinion.

So, yah, kali ini temanya dipilih oleh kesayangan saya, Ila, soalnya she knows that kita berdua adalah penggemar kopi, dan dia sepertinya yakin betul kalau tema yang dia usulkan ndak bakal saya tolak, karena ya, I love coffee. And you. Yes, you. *jadi galau

Baca punya Ila di sini


source


Saya ndak bakalan bahas kenapa saya suka kopi, atau seberapa gilanya saya mengonsumsi kopi hitam tanpa gula sampai saya galau karena belakangan gigi saya jadi bernoda kekuningan *nangis*, atau tentang betapa saya senang membaca buku di balik jendela yang penuh uap hujan ditemani secangkir kopi beruap panas di genggaman. Bukan.

Jadi, kali ini, seperti judulnya, saya bakalan bahas tentang apa yang lagi heboh dibicarakan orang Indonesia belakangan, yang terkait dengan kopi, yakni sianida. Siapa sekarang yang ndak tahu soal itu? Bahkan ponakan saya yang TK tahu pasti soal kasus pembunuhan almarhum Mirna yang (katanya) diracuni pakai kopi bersianida sama temannya sendiri. Di pengadilan pun, dari siaran TV, banyak sekali ibu-ibu yang mengikuti jalannya persidangan kopi bersianida tersebut. Termasuk mamak saya, beliau salah seorang yang paling aktif update soal kasus Mirna, dan membicarakannya di setiap pertemuan keluarga. Oh, God, why?

Iya, soalnya memang kasus ini lagi panas-panasnya. Sidang yang sudah jalan berbulan-bulan ndak bikin orang bosan menyaksikannya, sampai stasiun televisi pun menjadikannya tayangan eksklusif yang diputar sampai malam, dan saya rasa ratingnya pun ndak main-main.

Tapi apa iya? Ndak tahu juga sih. I  mean, kita pastinya ikut berduka ketika ada seseorang yang meninggal dunia, terlebih kalau kematiannya itu ndak wajar alias dibunuh, sama teman pula. Tapiiii, yang jadi keresahan saya, kok ya sampai ditayangkan sedemikian rupa, hampir setiap hari, dari pagi pukul malam, malam pukul pagi, dari yang siaran langsung sampai yang off air, duh, pokoknya semua memberitakannya dengan heboh. Berbulan-bulan pula.

Apa saya tidak senang? Hm, tidak juga sih, soalnya saya bukan penonton TV yang setia, palingan saya hanya menyaksikan NET TV (postingan ini bukan endorsement dari NET), soalnya ya keren-keren saja acara di sana. Tapi kok ya rasanya berita itu mulai mengganggu? Bayangkan saja, ketika kita dikasih makan setiap hari dengan menu ayam goreng dan sambal terasi selama berbulan-bulan, apa ndak mual itu? Artinya, semua butuh porsi yang tepat, saya rasa, semuanya sudah berlebihan.

Belum lagi kasus ini turut memecah hubungan loh. Percaya ndak percaya, tetangga saya ada yang bertengkar karena yang satunya memihak Jessica (terdakwa yang dituduh membunuh Mirna), dan satunya lagi membela pihak Mirna. Ckck, sampai ke tahap itu bahkan. Sudah ndak menyehatkan lagi. Ada yang sampai bentak-bentakan bahkan sama orang tuanya karena kasus ini, ya karena itu, yang satu mihak siapa, satunya lagi mihak siapa. Syukurlah tidak ada pergesekan yang terjadi di dalam rumah saya, soalnya yang jadi penonton setia itu cuma mamak, saya dan bapak kurang memberi atensi lebih ke sana.

Ada yang bilang ini pengalihan status, konspirasi mamarika, remason, dan wahyudi, haha. Iya sih, soalnya banyak banget kan ya berita yang lebih penting untuk disiarkan ke masyarakat, tapi berita sianida tadi masih mendominasi. Pokoknya begitulah ya.

Then, soaln banyaknya orang yang menebak-nebak kepribadian seseorang dari zodiak, golongan darah, cara jalan, dan sebagainya. I don't give a shit. Kalau memang mau kenal seseorang secara mendalam, yuk ah panggil dia ngopi, ngobrol mendalam, and then you will know him well.

See ya on the next #SusupoCantik, Gengss!!! :**

Comments

Popular Posts