Tentang Bersyukur

It is not happy people who are thankful. It is thankful people who are happy.




Okay. Ini post  blog saya yang sangat-sangat menyedihkan, bukan karena apa, tapi ini adalah postingan awal sejak terakhir ngeblog sekitar... Ah, saya lupa. Menyedihkan. *bersihin sarang laba-laba*

So, how's life?

Kalau ditanya ke saya, saya bakal jawab semua baik-baik saja, pekerjaan baik-baik juga, dan tentunya tubuh tinggi saya pun semakin baik-baik saja (baca: subur) setelah lebaran ini.

Ah, selamat lebaran, maafkan saya lahir dan batin, ya!

Walau saya tidak tahu apakah ada yang rindu dengan postingan saya di blog, let's say ada lah ya. Hihi.. Jadi, maafkan saya yang sudah lama tidak posting apa-apa di blog ini, kepada blog ini pun, saya meminta maaf karena sudah menelantarkanmu. :(


Hari ini saya mau nulis tentang bersyukur. Tiba-tiba saja dapat idenya, soalnya, hari ini saya chaos banget. Dimulai dari iPhone yang saya gunakan 3 tahun terakhir ini baterainya bermasalah dan harus diganti which means harus merogoh kocek lebih dalam lagi, dan berbagai masalah yang datang silih berganti, disusul dengan kerontangnya saldo ATM saya.

Tapi, sewaktu di jalan menuju kantor tadi, di tengah perjalanan saya berkendara, saya melihat begitu banyak hal yang bikin hati tergugah dan sejenisnya. Betapa tidak, saya melihat banyak banget orang-orang yang survive di tengah segala keterbatasan yang ada.

Saya melihat ada kakek tukang ojek yang ban motornya pecah dan harus mendorongnya entah seberapa jauh, ada juga penjual karpet keliling yang menggendong karpet besar yang pasti berat banget, di tengah terik matahari, ada juga seorang gadis yang kakinya cuma satu, tapi dia tetap mencari nafkah halal dengan berjualan jagung rebus.

Apa yang bisa dipikirkan? Banyak yang bilang Tuhan nggak adil. Oke, kalian berpikir Tuhan tidak pernah adil, karena kalian (dan saya juga), selalu melihat keadaan pribadi dan kemudian berkaca ke orang yang ada di atas.

Kita punya sepeda motor, mau banget punya mobil keren seperti orang-orang, Pertanyaannya, apa orang itu juga puas dengan keadaannya yang berlimpah? No, Guys. Belum tentu. Dan kita, apa kita tahu ada begitu banyak orang yang juga bermimpi punya motor seperti yang kita kendarai?

Belum lagi soal pekerjaan. Kebanyakan dari kita misalnya mengeluh karena pekerjaan kita itu-itu saja dan membosankan, padahal, ada ratusan bahkan ribuan orang yang sedang berusaha untuk dapat pekerjaan walau itu hanya posisi bawahan punya bawahan. Sadar?




Bukan. Tulisan saya ini tidak menghakimi siapa-siapa, sebab definisi "cukup" itu beda-beda ya setiap orang, mungkin bagi kalian definisi cukup itu adalah ketika punya jet pribadi kayak artis-artis ibu kota, kalau saya, cukuplah dengan punya pendamping hidup yang beriman keluarga yang mengasihi dan penuh cinta.

Hm, ayo bersyukur dengan apa yang kita punya, but, bersyukur bukan berarti kita hanya ongkang-ongkang kaki, tentu dong kita harus tetap berusaha. Udah ah, yuk, sama-sama bersyukur!


Kantor, 17:49


gifs from here.

Comments

  1. yes, dengan bersyukur hidup akan jadi jauh lebih ringan untuk dijalani

    salam,
    kesya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts