[Bincang Buku] O - Eka Kurniawan



Judul     : O
Penulis  : Eka Kurniawan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit    : 2016
Tebal     : 470 halaman
ISBN     : 9786020325590


Kisah seekor monyet yang ingin menikah dengan kaisar dangdut...


Jadi, ceritanya saya sudah selesai membaca novel O ini sejak tiga pekan kemarin. Ini novel keempat dari Eka Kurniawan yang saya baca, di luar beberapa kumcernya yang juga sudah saya lahap, nanti akan saya buatkan resensinya.

Nah, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, saya adalah salah satu penggemar tulisan-tulisan Eka Kurniawan. Sebagai salah satu pembaca tulisan Pramoedya Ananta Toer, saya seperti merasa bahwa Eka ini merupakan reinkarnasi dari sosok Pram. Like seriously, tulisan mereka tajam, cerdas, butuh berpikir, tapi di sisi lain seperti mengajak pembacanya untuk berjalan-jalan.

Lanjut. Novel O ini bercerita tentang seekor monyet bernama O, yang kemudian jatuh cinta pada seorang kaisar dangdut bernama Entang Kosasih yang diyakini O sebagai jelmaan dari kekasihnya yang juga seekor monyet, dahulu. Entang Kosasih, di masa dia seekor monyet, memiliki impian yang dianggap gila oleh kawan-kawannya, sebab dia ingin menjadi seorang manusia. Hanya seekor saja yang menerima kegilaannya itu, yakni sang kekasih, O.

Namun, O selalu risau dengan hal tersebut. Sebab, resiko terbesar yang akan dialami seekor monyet ketika berhasil menjadi seorang manusia adalah, dia akan lupa dengan masa lalunya ketika masih menjadi seekor monyet. Artinya, O akan dilupakan oleh Entang Kosasih, dan pernikahan mereka yang telah direncakan oleh keluarga besar pada bulan kesepuluh terancam gagal.

Ketika membuka halaman pertama novel ini -sebelum mengusapnya terlebih dahulu, kemudian membauinya, ini kebiasaan saya sebelum membaca buku-, saya sudah yakin bahwa Eka akan melibatkan begitu banyak tokoh di dalam. Apalagi, dengan ketebalan buku nyaris sama dengan novel sebelumnya, Cantik itu Luka, saya semakin yakin akan banyak sekali tokoh yang muncul.

Benar saja. Begitu banyak tokoh. Bahkan, ada beberapa yang tidak bersinggungan langsung dengan sang tokoh utama. Eka lagi-lagi membuktikan kecerdasannya dengan berhasil menggambarkan tokoh secara utuh, membuat garis tersendiri bagi setiap tokoh, kemudian menjalin benang-benang merah yang apik untuk kemudian dibaca. Eka, sekali lagi berhasil membuat saya terkagum-kagum.

Novel O, saya simpulkan menjadi novel Eka yang paling unik dan plotnya yang berlompatan. Namun, selalu saja membuat saya kembali berdecak kagum, untuk kemudian selalu paham dengan apa yang ingin digambarkan Eka lewat tulisannya.

Saya, sebagai pembaca merasa, bahwa Eka benar-benar menyinggung kemanusiaan kita. Bahwa betapa kebanyakan manusia lebih binatang dari pada binatang itu sendiri. Ah, ya, saya pun merasa bahwa Eka seperti mencoba menyisipkan pesan religi yang dimunculkan melalui seekor burung yang menjadi sahabat O, si monyet.

Poin tambah lainnya adalah pemilihan judul yang sangat eye catching, O. Satu kata. Awalnya saya mengira ini cuma sebatas nama tokoh utama, tapi ternyata ada pesan yang amat menarik ketika kita membaca lembar-lembar terakhir dari novel ini, terkait apa sebenarnya makna di balik kata O tersebut.

Tanpa perlu berpanjang lebar lagi, saya benar-benar merekomendasikan untuk membaca novel ini. Tidak penting bagaimana akhir ceritanya, apakah O akan menjadi manusia dan menikah dengan Entang Kosasih, ataukah Entang Kosasih yang kembali menjadi seekor monyet, atau keduanya tidak pernah tercatat dalam satu paragraf takdir. Yang penting adalah, bagaimana jalan cerita yang mengalir tersebut, benar-benar akan membius pembaca, dan mengikat kita ke dalam pusaran yang begitu kuat. Recommended!!!

“Hidup adalah perkara makan atau dimakan … kau harus memakan yang lain, sebab jika tidak, kau akan dimakan,” – halaman 59.

Comments

  1. Saya penasaran sama buku karangan Eka Kurniawan blm smpet beli tp uda ngincer yg Seperti dendam rindu harus dibayar tuntas hehehe. Jd nambah keinginan beli buku2nya thx mba reviewnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, Mbak Herva!
      Haha, iya, bukunya seru2 banget. Walau serunya kita harus mikir dulu, tapi pokoknya seru deh. Recommended!

      Delete
  2. jadi penasaran juga walau aku suka baca yg ringan2 saja

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts