Pola Asuh Orang Tua, Pentingkah?



Weekend tibaaaaaaa. Mana suaranya yang sudah berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga? Seru sekali ya pastinya, saya dong Sabtu masih ngantor. *krai




Sabtu yang mendung cantik ini, saya mau coret-coret soal parenting. Iya, saya belum punya anak, jangankan anak, bapaknya anak-anak saja belum ada *mendadak backsound galau*, haha, iya, saya memang belum menikah, tapi saya termasuk sangat aktif mengikuti isu-isu parenting atau pola asuh orang tua sekarang ini. Saya aktif mengikuti beberapa grup maya yang isinya para perempuan yang concern terhadap kehidupan anak-anak, grup emak-emak blogger di KEB yang di sana saya dapat ilmu banyak sekali, dan juga dulu waktu masih kuliah, saya beberapa kali ikut seminar orang tua dan juga ikut "nongkrong" cerdas bersama para perempuan yang hampir semuanya ibu-ibu. Fokus pembahasannya rata-rata adalah soal gaya asuh orang tua di dalam lingkungan membesarkan anak.

Tidak ada salahnya dong ya, bagi yang masih lajang dan available kayak saya ikutan bahasan seperti ini. Malah, ini akan menjadi bekal untuk saya, jika kelak mendapatkan kepercayaan untuk memiliki anak, itu ucap beberapa teman ibu-ibu saya beberapa waktu yang lalu.

cr


Jadi apa sih pola asuh itu?

Menurut kacamata saya, pola asuh sendiri merupakan cara yang ditempuh orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya, sebagai bentuk perwujudan tanggung jawab orang tua, yang di dalamnya akan ada muatan interaksi antara orang tua dan anak-anaknya berkaitan dengan proses mendidik mereka.

Sebenarnya, parenting ini telah ada lamaaaa sekali, bahkan, sebagai umat muslim, saya pernah membaca bahwa Rasulullah SAW telah menerapkan pola asuh yang amat keren bagi anak-anaknya serta cucunya. Nah, belakangan, baru deh para ahli barat mulai ikut membahas hal ini. Dan, kebanyakn mereka menengok referensi pola asuh yang diterapkan oleh Rasululllah yang sangat sempurna, sehingga Rasulullah berhasil "mencetak" anak-anaknya menjadi manusia yang berbudi.

Pola asuh ini amat sangat tergantung dengan orang tua. Masing-masing orang tua memiliki pola asuh tersendiri yang menurut mereka paling baik dalam membesarkan anak-anak. Saya ambil contoh orang tua saya. Bapak saya orangnya keras, amat jarang berbicara, tapi, beliau menerapkan pola asuh yang menurut saya amat demokratis. Beliau selalu menanyakan pendapat saya soal satu isu terkait kehidupan saya, misalnya tentang sekolah. Saya maunya bagaimana, dan sebagainya. Sedang Mamak saya, beliau sangat cerewet dan terkesan santai, tapi soal mendidik, beliau termasuk keras. Contoh, saat ada tamu di ruang depan dan saya nekat untuk lewat pintu depan atau langgar di situ, saat tamu pulang, Mamak ndak segan-segan untuk nyubit paha saya. Apakah saya tumbuh menjadi anak yang pendiam, trauma, dan tidak pede? Alhamdulillah tidak, Mamak berhasil mendidik saya sampai sekarang, saya menjadi peka, alhamdulillah kata orang saya termasuk sopan, saya berprestasi di sekolah, dan saya tidak pernah takut untuk mengungkapkan apa yang saya pikirkan. Jadi, tidak berpengaruh sebenarnya pola didik yang keras bagi saya, tapi vitamin cinta dan pelukan terus ada, bahkan hingga saya berusia dua puluh seperti sekarang ini, yang penting polanya keras tapi tidak otoriter.

Apa dampak dari pola asuh pada anak?

Dampak dari pola asuh akan sangat penting, yakni membentuk karakter dan cetakan seorang anak. Akan bagaimana dia ke depannya, akan bagaimana dia menghadapi dunia yang lebih besar saat lepas dari pengawasan orang tua, akan bagaimana tingkah laku sosialnya serta pola pikirnya saat menjadi agen masyarakat, semua akan terlihat dari hasil pola asuh didikan orang tua.

Ibaratnya, pola asuh ini serupa stir yang akan membawa tujuan seorang anak ke depan. Semua kembali kepada pola asuh dan juga jalinan komunikasi antara orang tua dan anak.

Artinya, pola asuh sangat penting, ya?

Tentu saja amat sangat penting. Kalau saya, saya sangat senang menyaksikan acara The Return of Superman, reality show dari Korea Selatan yang memperlihatkan pola asuh orang tua untuk anak-anaknya. Di acara ini, hampir semua orang tua adalah favorit saya, tapi yang paling kece tentu saja pasangan keluarga Song Il Kook, ayah si kembar tiga Daehan, Minguk, Manse.

cr


Nah, satu pesan penting dari Il Kook ini, katanya, sangat penting untuk menyatukan pendapat soal pola asuh dengan pasangan, artinya, menyatukan visi-misi tentang akan bagaimana gaya pengasuhan kita kepada anak-anak adalah hal yang harus. Jadi, kapan kamu mau diajak menyatukan pendapat soal pola asuh anak-anak kita nanti? Iya, kamu!

Ada yang mau berbagi soal pola asuh anak-anaknya? Berbagi ya di sini, biar saya bisa ikut belajar. :')

Comments

Popular Posts