Maleo dan Sepasang Orang Renta

cr

di pantai, tempatnya memeluk semua gelisah yang menumbuk dadanya yang gemuk
besok, hujan januari akan berakhir resah; kemudian duduk di ceruk lautan
katanya, hari lusa, ada pesta warna-warni di sini
bukan bahagia, malamnya semakin mengundah pedih perih

di ujung tanjung yang menghijau
sepasang renta sudah suak beranak-pinak
ketika mereka mengerti cara merangkai ketupat; pada akhirnya mereka akan minggat
anak-anaknya; serupa buih putih yang mengecup bibir pantai; hilang tak mengenal
serupa yang lain ketika sudah senja; maka pinang adalah sahabat terbaik
sekali-sekali bermain patui sambil terkekeh-kekeh sedih


di satu sore di ujung penghujan yang saga
mereka menari-nari di bawah tingginya pohon kelapa kering
mengingat betapa sakit pada ingatan rahimnya belum sembuh; mereka sudah pergi jauh-jauh
menuju hidup yang berpisah jauh dari mereka, sumpahnya, pada akhirnya mereka akan merasai hal yang sama
karma; mantra tuhan yang paling sakit masih berlaku di atas tanah tumundo kita
kasihan-kasihan, matanya menghujan kemudian




kita. sedang bersumpah diri menanam kesedihan di tanah ini
tak ada selembar lenso yang berani menyeka anak-anak sungainya
mari, kita rayakan rusuh hati yang pelan-pelan melihat pasir ini tak sebuah pun ada


Luwuk, 2016

suak: lelah
patui: permainan kartu hitam putih yang selalu dimainkan masyarakat Luwuk Banggai
tumundo: sebutan Raja Banggai

Comments

Popular Posts