Luwuk, Email di Plasa.com, Sampai AADC 2

Dokumen Pribadi


Kali ini saya akan bercerita soal Luwuk, kota yang setiap kali saya sebutkan, orang-orang selalu bilang, "Eh, Luwuk itu di mana? Ah, ya, dekat dari Makassar, kan?" *sigh*


Luwuk selalu dikira Luwu Palopo. Padahal jaraknya cukup jauh, sehari semalam jika ditempuh lewat darat, belum lagi beda propinsi juga ini. Luwuk di Sulawesi Tengah, Luwu masuk daerah Sulawesi Selatan. Wajar sih sebenarnya, karena penyebutannya sangat serupa, apalagi bagi teman-teman saya yang berasal dari luar Pulau Sulawesi. Wajar, dan saya harus sabar menjelaskan, bahkan ketika mereka bergidik ngeri karena mengira Luwuk itu sangat amat dekat dengan Kota Poso yang dikenal daerah konflik, sampai-sampai saya harus menunjukkan peta di telepon genggam dan bilang kalau Luwuk itu ada di tangannya Sulawesi. LOL.

Luwuk di tangan Sulawesi, istilah saya. (cr: Here)

Agak panjang sebenarnya percakapan saya jika berkenalan dengan orang baru. Mulai dari bertanya kenapa nama panjang saya begitu dan nama penggilan saya jadi begini, kemudian disusul pertanyaan asal saya, Nah, ini yang panjang. Saya akan menjelaskan dengan singkat kalau saya lahir dan besar di Makassar, setelah lulus Sekolah Dasar, saya dan keluarga hijrah ke Luwuk. Tapiiii, mereka mulai bertanya, "Oh, jadi asli Makassar?", saya bakal jawab Makassar memang tumpah darah saya, tapi Bapak saya dari Suku Banggai dan Ibu saya Melayu-Makassar, dsb dst. Melelahkan? Lumayan, tapi biasanya, mereka-mereka yang bertanya begitu, akan menjadi kawan karib saya kemudian. :')

Luwuk ini kota yang baru berkembang. Kamu ndak bakal menemukan mall-mall raksasa atau bioskop super megah yang ada selimut di dalamnya, hihi. Kalau ke sini, pemandangan yang bakal dilihat ya gunung, rumah-rumah yang tersusun, jalanan yang penuh tanjakan, dan pantai. Membosankan? NO! BIG NO!. Saya ingat pernah ngajak salah satu sepupu saya dari Makassar untuk berlibur ke Luwuk, sehari sebelum pulang, dia malah berdoa biar dapat jodoh orang Luwuk biar bisa menetap di sini. Alasannya? Biar bisa mandi di laut dan sungai jernih setiap hari. LOL.

Salah satu pantai di Luwuk. (cr: Here)


Luwuk malam hari. Jatuh cinta? Ke sini, yuk! (cr: Here)

Luwuk ini cantiknya ndak bercanda. Apalagi kalau malam hari, Pokoknya bikin jatuh hati. Menghabiskan waktu kurang lebih sepuluh tahun di sini, bikin Luwuk jadi punya tempat spesial di hati saya. Mulai dari udara siangnya yang hangat-hangat menggigit, belum lagi kalau saya lagi bawa motor dan angin asin bertiup dari arah laut, bikin kulit kering tapi nagih juga. Makanannya yang pedas-pedas kaya bumbu, orang-orangnya yang hampir semua bersuara keras, but seriously, baik-baik seperti orang Indonesia kebanyakan. 

Sekali dua kali, saya mengantar Mama ke pelabuhan antar pulau untuk ngirim paket buat saudara di sana, rasanya ramai sekali (ya iyalah Kio, namanya juga pelabuhan, xD). Kapal-kapal kayu bersandar berderet-deret, berupa-rupa jenis manusia lalu-lalang di hadapan. Berbagai jenis bau hinggap di penciuman; bau kopra, durian, ikan asin, bau keringat, buah-buahan, ikan segar, dan sebagainya. Ramai. Saya sebenarnya tipe orang yang ndak suka keramaian, tapi saya senang mengamati. Semuanya seperti punya cerita yang menarik, kepala saya selalu menebak-nebak dan mengarang skenario tentang apa yang saya lihat.

Menghabiskan masa remaja di kota ini juga punya cerita tersendiri buat saya. Ketika di Makassar dulu, jaman SD, lepas sekolah saya biasanya main ke Mall Ratu Indah, kemudian jajan es krim yang jaman itu harganya masih 5000 perak, hasil menyisihkan uang jajan. Pindah ke Luwuk, makin remaja, makin besar dong ya keinginan saya buat hang out, tapi tidak ada tempat buat jalan-jalan jajan di sini, maka jadilah saya sering ke perpustakaan daerah lepas sekolah bersama kawan-kawan saya. Di akhir-akhir masa SMP, warnet mulai bermunculan di kota ini, saya jadi lumayan sering nongkrong di warnet, walau tarifnya masih 6000 rupiah per jam. Apa yang saya buat? Bikin email dong di plasa.com, atau googling foto-foto Afgan (lol, freak banget saya dulu haha), atau baca-baca soal UFO. Haha, begitulah. Masa SMA saya di kota ini ya begitu. Hang out paling kece yah di pameran 17 Agustusan, nonton lomba-lomba, dsb.

Luwuk memang kota kecil, fasilitasnya juga serba terbatas, Kalau saya cerita begini, pasti teman-teman saya bakal respon dengan, "Ada pesawat ndak ke sana?", yang saya bakal balas dengan timpukan bantal karena mereka bertanya dengan nada mengejek tapi ndak serius, ehehe. Ada dong, di sini ada bandara yang langsung ke Kota Luwuk pesawatnya, satu jam lebih sedikit dari Kota Makassar. Pokoknya gampang deh kalau mau ke sini. Jadi kapan kamu ke sini? *bukan kode kok

Etapi, pemerintah di sini baik deh, dikiranya kita orang Luwuk kurang hiburan, maka dibangunlah tempat-tempat karaoke yang banyak, tapi kok ndak ada perpustakaan yang memadai atau toko buku, Pak? Kalau ndak sekalian ditambah bioskop deh biar April nanti bisa nonton AADC 2.LOL.

Luwuk spesial buat saya. Tidak melulu baik, kadang juga bikin saya kesal. Tapi begitu, setiap hari, saya selalu dibuat jatuh cinta dengan kadar yang makin besar oleh Luwuk. Nah, penyayang kan saya? Masih ragu sama saya? *kabur


Sampai jumpa di #KamisBercerita selanjutnya! ;)

Comments

Popular Posts