Teruntuk kalian; Dua "Stroberi Berbeda" yang Telah Dia Toreh Berdampingan

"A successfull marriage requires falling in love many times, always with the same person." --Mignon Mclaughlin--



Pagi tadi rerintik memeluk bumi, sepersekian waktu kemudian, kalian akan saling berikrar sehidup semati; hingga jannahNya. Doa melangit deras teruntuk kalian berdua; jiwa-jiwa penuh cinta yang sedang menuai semi.


Dan, sesaat sebelum akad suci terucap dari kalian, saya tak dapat membendung air mata. Sesenggukan. Membiarkan air mata membentuk anak-anak sungai yang mengalir semakin deras, sampai-sampai mengundang tatapan orang di sekitar. Bahkan, ada yg berceletuk kalau saya mungkin salah seorang yang dibuat patah hati oleh kalian. Duh, saya tersenyum kikuk. Mereka salah besar, saya, selain ribuan malaikat dan keluarga, adalah salah satu yang paling berbahagia hari ini.

Bagaimana tidak? Perempuan bermata bulat yang sedang tertunduk malu, yang mulutnya bergumam pelan; merapal doa, adalah salah satu saudara tak sedarah terbaik yang pernah saya miliki. Makan sepiring berdua, pernah saling menyalak berteriak marah, kemudian berbaikan tak sampai pada hitungan jam, menangis berdua, saling meminjamkan bahu satu sama lain, tidur larut bercerita panjang lebar soal segala hal lalu pulas tanpa seucap kata selamat malam, teman tertawa bahak bersama, entah karena hal apapun, saling berceloteh marah sayang saat salah satu jatuh sakit akibat kecerobohan (ini kebanyakan saya, yang selalu telat makan dan mengidap maag akut), tapi kemudian diam-diam menanak bubur, sahabat suka duka, yang semoga kelak hingga syurgaNya, hari ini akan menyempurnakan separuh agamanya. Allah, air mata saya semakin menderas, tanpa memedulikan mata-mata yang semakin banyak melirik.

Sabtu ini, adalah satu dari Sabtu terbaik yang pernah Allah berikan buat saya. Mata saya kembali perih menahan tangis saat menyusun kekata ini. Kalian berdua, dua stroberi berbeda yang pernah saya kisahkan beberapa tahun silam, kini tetap berbeda di maa saya. Tapi tahukah kalian? Perbedaan itu yang membuat saya tersenyum menatap kalian yang tengah duduk bersisian di pelaminan. Mungkin saya belum pantas mengucapkan ini, tapi wahai kalian yang tengah bersemi cintanya, tetaplah berjalan bersisian menuju semua kebaikan, hingga mata kalian mulai rabun, hingga rambut kalian berangsur-angsur berubah menjadi abu-abu, hingga keriput mulai menyapa permukaan kulit kalian, bahkan hingga kalian berdua saling mengapit lengan memasuki tempat terbaik yang telah Dia janjikan. Mungkin satu saat kalian perlu berlari bersama, dan salah seorang dari kalian lelah dan memutuskan berhenti, saya harap seorang dari kalian akan ikut menghentikan langkah, kemudian kembali mengatur napas-napas cinta kalian, lalu kemudian serentak bersama2 melangkah lagi. Jangan pernah saling meninggalkan, jangan pernah saling mendahului, sebab kalian harus selalu bersama, dan itu akan menjadi hadiah terbaik kalian untuk saya, saudara kalian.

Rasanya saya harus menemui titik. Mata saya mulai sembab (lagi). Saya mulai sesak sesenggukan. Bahagia luar biasa. Banyak semoga yang melangit buat kalian berdua di malam yang penuh bintang ini. Allahumma aamiin.

Untuk kedua saudara terbaik sepanjang masa, Nur Khofifah Bahru dan Kak Syurganda.

20:46, 23 Mei 2015, perjalanan Bone-Makassar

Salam sayang,

Kio :*

Comments

  1. gmn kabarta ibu penulis, moga-moga dalam keadaan sehat sejahtera selalu...:)
    qt kapn ki nyusul katanya...??
    oa, tak lupa sy ucapkan congrats untuk Se Pe De nya.
    akhirnya perjuangan dan kerja keras ta terbayar sudah.
    semangat ki selalu...:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, alhamdulillah saya baik2 saja. Trmksh. Ah, ya, tlg kirimkan saya kontakmu selain pin BBM, krn saya sdh ndak pakai app BBM lagi. Ada sesuatu yg rasa2nya saya harus sampaikan. Oia, akun FB saya msh yg dulu. Segera ya!

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts