Selaksa Doa Teruntuk Gadis Merah Jambu


"Dan, pada akhirnya kamu bakal paham, bahwa, saudara bukan berarti harus lahir dari rahim yang sama. Bahasa tawa pun terkadang, bisa menjadi semacam pengikat." --Kio--




Ibu waktu kali ini berbaik hati (lagi), dengan mempertemukan saya dan kamu pada suatu pagi, yang embun kebanyakan masih menggantung lemah di ujung-ujung dahan. Senyum, perkenalan singkat, dan sedikit basa-basi menjadi pembuka yang manis buat persaudaraan ini.

"Wah, lama ya kita baru bisa ketemu." Ujarmu sambil tersenyum, memamerkan gurat lesung di pipi.
"Haha, iya sih." Saya membalas.


Kemudian apa? Ternyata, dugaan awal saya tentang akan sulitnya menjalin komunikasi denganmu adalah kesalahan besar. Kamu meruntuhkan tembok tinggi penghalang, lalu berturut-turut menanam benih-benih persaudaraan yang seterusnya menyubur menikam tanah. Ada banyak perbedaan di sana, tapi gelak tawa yang pecah di langit-langit ruangan seakan menandakan bahwa ini awal yang baik. Bahasa kita satu oleh gelak canda. Kepala kita mengangguk dalam ketukan setuju pada setiap celotehan yang mengalir dari mulut saya, pun kamu.

Lalu, doa-doa mengalir dari lubuk perasa saya. Ada banyak semoga yang saya aminkan di sana. Tentang betapa beruntungnya saya karena Allah telah menghadirkan (lagi) satu saudara yaitu kamu, tentang kesemogaan yang saya sederhanakan dan saya rapal-rapalkan agar persaudaraan ini kekal, tidak hanya di dunia, namun kelak hingga di tempat paling indah, yang telah Dia janjikan untuk hamba-hambaNya yang bersetia memeluk taqwa.

Ila, tulisan ini mungkin sangat terlambat untuk mengucapkan rentetan doa yang membersamai kelahiranmu, tapi tak adalah kata terlambat untuk sebuah doa, kan? Semoga kebaikan senantiasa melingkar di jari-jari hidupmu, dan, semoga persaudaraan kita tetap hidup sampai batas waktu entah.

"Biasalah, Ki. Stres masalah skripsi." Ujarmu membalas pesan singkatku yang bertanya soal mengapa kamu memasang status wajah cemberut.

Kita sedang melewati fase yang sama, Ila. Ingat, semua hanya masalah waktu, cepat atau lambat semua akan terlewati. Semoga segala mimpimu soal kebaya pink di hari wisuda, menelan keindahan Paris dan keinginan-keinginan yang lain segera diijabah olehNya, mumpung hujan ini, jadi bisa request doa banyak-banyak. :D

Semangat, Ila!

Comments

Popular Posts