Dia



Pagi ini saya terpekur menatap dinding, kemudian mataku tertumbuk pada kalender yang menempel mesra. Ah, rupa-rupanya saya telah membuat janji dengan lelaki jangkung berkacamata tebal di taman kota senja ini. Apa katanya kemarin? Ingin ditemani membeli handuk di minimarket? Hih, apa dia tidak punya cara yang lebih baik untuk mendekati seorang gadis? Apa dia tidak belajar dari teman-temannya yang lain? Misalnya dengan memberi sekotak cokelat atau boneka pink atau apakah yang jauh lebih manis dari sekedar berkunjung ke minimarket.

Kemudian saya bangkit dari tidur, berturut-turut bercermin menatap diri. Apa istimewanya lelaki jangkung itu? Kata teman-temanku tidak ada sama sekali. Tapi hei, saya yang selalu bersikap tegar di hadapa semua, seketika bisa menjadi sendu di depannya. Apa itu berarti saya merasa nyaman saat berada di sisinya dan kemudian seketika menumpahkan tebaran resah, keluh, gundah, dan semua perasaan yang bercampur selaiknya kopi kental yang selalu kuhirup di sore yang basah.


Tantangan permainan frasa dari Dik Yaya.

Comments

Popular Posts