Juni Ke Dua Puluh; Ada Banyak Semoga di Kepala Saya

“The great thing about getting older is that you don't lose all the other ages you've been.” --Madeleine L'Engle




Hari ini saya dibangunkan dengan suara telepon genggam yang menjerit pelan. Panggilan dari Mamak. Ketika saya menggeser papan tombol dengan simbol hijau, suara lembut Mamak mengalir. Berturut-turut rapalan doa dari lisannya. Saya mengaminkan dengan mata basah. Ini tahun ketiga saya melewati pergantian usia tidak di dekat mereka, Mamak dan Bapak. Ulang tahun di keluarga saya memang, selalu diperingati. Kadang dengan makan makanan yang lebih istimewa dari hari-hari biasa. Terkadang juga, saya dibebaskan melakukan hal-hal yang di hari lain biasaya saya tidak diperkenankan. Misalnya, saat hari ulang tahun saya kemudian turun hujan yang menderas, saya diperbolehkan mandi hujan sepuasnya.

"Mamak mau acara bakar-bakar ayam nanti." Mamak melanjutkan pembicaraan.
"Wah, ndak usah dirayakan. Toh, saya sedang ndak ada di sana, kan?" Saya tertawa lembut.
"Biar saja. Mamak ngundang tetangga sedikit, biar bisa doakan kamu supaya cepat wisuda." Mamak memutuskan. Lalu melanjutkan pembicaraan tentang berapa ekor ayam peliharaannya yang akan disembelih nanti.

***
Ini Juni ke dua puluh yang dihadiahi Dia untuk saya. Kemudian, ada banyak hal yang memadati pikiran saya hari ini. Tentang seberapa baikkah dua puluh tahun ini saya jalankan. Mengemban amanah, mungkin saya masih sering alpa di beberapa. Namun, sejatinya usaha terbaik akan selalu saya kerahkan.

Pertama, saya masih menjadi mahasiswa sekarang. Mahasiswa tingkat akhir. Galau mungkin jadi sahabat dekat saya setahun terakhir. Galau dengan banyak hal dimana-mana. Tugas kuliah yang menumpuk, deadline yang mencekik, tuntutan-tuntutan lain dan banyak lagi, menjadi sahabat paling setia. Pun pada akhirnya, saya akan merindukan ini semua. Ah, ya, tidak lama lagi saya bakal melewati jenjang KKN. :D

Kedua, kisah cinta? Masih di situ-situ. Belum beranjak. Belum menemui Tuan dalam ikrar sah. Haha. Beberapa teman sering meledek dengan kisah cinta saya. Katanya saya selalu galau pengen nikah cepat. Nyatanya, ndak juga kok. Serius. Toh, semua sudah ditulis Dia dalam kitabNya. Tinggal tunggu saja tanggal mainnya. :')

Ketiga, harapan-harapan. Tentu saja, menjadi pribadi yang lebih baik lagi menjadi list teratas dalam antrian harapan saya. Menjadi sosok yang lebih berguna. Menjadi sahabat yang lebih menyenangkan. Menjadi anak yang lebih berbakti. Menjadi pelajar yang lebih berprestasi. Semoga, segala hal positif senantiasa melingkupi.

***
Itu saja. Semoga dua puluh menjadi lebih menyenangkan dan lebih baik dari sebelumnya. Ah, ya, di formulir-formulir yang akan saya isi di kemudian hari, tak ada lagi angka satu di depan yang akan saya tuliskan. Dua puluh, selamat datang. :**

Di sela deru pendingin ruangan kamar.

Kio yang sedang dua puluh tahun.

Comments

Post a Comment

Popular Posts