Pada Saat Jasadmu Semayam; kutitip ini

Kita bertemu pada detik keberapa saat berselang
saat napasmu temui kidung-kidung rapalku
aku menganga
mengais jutaan partikel yang kau kata dia

Kita bertemu pada rintik tanggal yang entah menyentuh atap bagian mana
saat matamu serta pucuk hidungmu
menyentuh tengkuk tempatku bersemayam
aku terbatuk
terbatuk debu
memantik masa
sama-sama hilang
pada detik yang lupa sembahyang

Entah
kita bertemu atau hanya berujar dengan kata temu
saat terik tandang matahari bernyanyi di atas kepala kita
kau mengecup bauku
lalu berkata dengan melodi perlahan
bahwa kau telah mati di bawah telapak gempalku

Isya, 19:31

Comments

  1. Aku selalu bingung untuk berkomentar tentang puisi ... karea keindahan di dalamnya akan nampak jika berhasil membuat pembaca melakukan manufer imajinasi yang liar hingga sulit untuk diungkapkan. Sebab keindahan puisi terletak pada berjuta interpretasinya ... nice poet

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts