Bunuh Rasa Itu, Mama!

Mama, tolong gugurkan kesedihan yang sedang bersemi dalam relung hatimu. Usap hingga tandas buliran air matamu. Hempas jauh hingga lenyap kesedihan yang menggantung di langit-langit kehidupanmu. Usir semua rasa sesak yang mengetuk jiwamu. Saya sedih melihat kau sedih. Sudah cukup rasanya bagi saya, merasai kesedihan lewat potongan-potongan kisahmu yang telah lalu. Sungguh, itu terlalu menyesakkan buat saya. Pun kau, yang dahulu adalah seorang gadis kecil, pastilah jengah menghadapinya. Tapi kau kuat, Mama. Kau kuat.

Bukankah dulu, saya pernah berucap, bahwa ketika saya menjadi seorang yang berguna, tak akan saya suguhkan nampan kebahagiaan kepada orang lain, sebelum kau yang terlebih dahulu menyicipinya. Mama, tolong, hilangkan gundah gulanamu. Air matamu bagaikan telaga suram bermendung duka bagi saya, sangat menyakitkan ketika saya harus menyaksikan kau bermuram, Mama.

Lekas, cepat atau lambat, waktu akan menikam rasa sedih itu, Mama. Tuhan tak tidur, Mama. Dia akan menggerakkan tanganNya untuk menuliskan kisah bahagia dalam lembar hidupmu. Mama, saya mencintaimu sampai waktu mencapai entah. Sampai angin berembus entah. Sampai laut berombak entah. Tak ada bantah.

Mama, bunuh semua rasa sedihmu. Saksikan saya, anakmu, cintamu, sampai pada titik membawa secawan rasa manis yang tak akan habis buatmu. Catat janji saya, Mama.

-Sore yang mendung, teruntuk wanita paling hebat dalam hidup saya, Mama Wati. :')

Comments

Popular Posts