Mari Merasa Cantik!
cr |
"Dia cantik ya?"
"Err, lumayan sih, seandainya saja kulitnya putih dikit, beuh, pasti cantiknya sempurna."
Pernah dengar percakapan di atas? Atau bahkan pernah terlibat langsung dengan percakapan di atas? Kalau diri saya pribadi, sering sekali mendengar percakapan-percakapan seperti di atas, ndak di lingkungan tetangga, di acara keluarga, jaman kuliah, sampai di lingkungan formal seperti kantor. Apa saya ikut terlibat? Tidak. Karena apa? Karena yang sering bicara begitu adalah "orang-orang cantik" dan mereka hanya bertukar pendapat dengan sesama "orang-orang cantik", dan sepertinya saya tidak masuk hitungan mereka.
Sering dengar kalau cantik itu relatif? Sering sekali, bahkan kalimat itu sering sekali berdengung di televisi. Haha, padahal televisi inilah yang paling provokator soal standar kecantikan perempuan. Perlu bukti? Coba duduk sekira tiga menit depan TV, tunggu sejenak, maka akan bermunculan iklan komersial yang lalu-lalang dengan nada-nada sinis dimuat manis.
"Kulit kamu kusam, ayo pakai lotion ini biar makin putih!"
atau
"Wajahmu kok gelap? Pakai krim ini dong!"
atau
"Rambutmu kok gak bervolume dan begitu sih? Coba deh shampoo ini."
atau
"Badan kamu gendut amat, kamu ndak cantik, minum kapsul ini!"
dan jutaan iklan-iklan yang secara tidak langsung menyinggung perasaan kita, para perempuan, kemudian berdampak pada tingkat percaya diri kita.
Standar-standar kecantikan yang dibentuk oleh media-media memang memberikan pengaruh yang luar biasa. Belum lagi soal ajang-ajang pemilihan puteri ini-ina-itu, semua pakai standar kecantikan menurut kacamata mereka. Iya, cerdas-cerdas memang, tapi apa ada yang cerdas tapi ndak camera face? No! Semua cantik, tinggi, berambut indah, bergigi rapi, berkulit indah, mata dengan bentuk memesona, dan sebagainya-dan sebagainya.
Kemudian, banyaklah yang menjadi minder. Semua berlomba-lomba "mempermak" diri dengan sedemikian rupa. Ah, ingat ya, merawat diri dengan mandi teratur atau menjaga kesehatan semestinya, sangat jauh artinya dengan "mempermak" diri. Alis botak? Mari sulam alis dan pakai pensil alis super. Bibir kurang menawan? Mari sulam bibir jadi merah. Kulit kurang putih? Ayolah kita suntik putih, dan semua kegiatan-kegiatan apapun demi mendapatkan predikat "cantik".
Apa saya cantik? Menurut ayah-ibu saya, tentu saja cantik, tapi menurut "mereka" belum tentu. Apalah saya, pakai make up hampir tidak pernah, bedak bayi masih setia menemani hingga usia sekarang, saya hampir tidak tahu tahapan-tahapan berpoles seperti apa. Saya sering naik motor, bertabrakan dengan sinar matahari, kulit saya jauh dari kata kinclong seperti iklan, dan amat sangat jauh dari standar kecantikan "mereka".
Lalu, apakah nanti, ketika memasuki usia senja kita akan bisa melawan kodrat tubuh? BIG NO. Kulit kita akan mengeriput, garis-garis akan bermunculan jelas di wajah, rambut akan berubah warna menjadi abu-abu, dan seterusnya. Apa bertumbuh menjadi perempuan normal dengan segala apa yang sudah diberi sama Tuhan itu aneh? Ndak deh.
Bagi "mereka" mugnkin saya jauh dari kata cantik, tapi saya hanya mau merasa cantik, dan mengajak semua perempuan-perempuan untuk merasa cantik dengan segala apa yang sudah dikaruniai dalam diri kita. Berkulit hitam, berambut keriting, bermata sipit, bermata belo, bertubuh tidak langsing, atau apapun itu, marilah kita merasa cantik. Akan ada sesuatu dalam diri kita yang bakal membuat kita terlihat cantik, entah itu dalam bentuk kemampuan atau yang lainnya.
Minder karena tidak akan ada pria yang mendekati? Walau saya juga belum menikah, tapi saya selalu percaya, suatu hari nanti, bakal ada seorang pria yang mencintai saya dengan segala apa yang ada dalam diri saya, dan melihat kecantikan saya dengan sepenuh pandangannya.
Mari merasa cantik dengan apa yang kita punya! :')
cr |
Halo Mba, salam kenal. Saya suka tulisannya, tema yang timeless dan takkan habis sampai akhir jaman.
ReplyDeleteCheers untuk pemikiran (bukan muka) yang lebih tercerahkan! :)
Halo, Mbak Baiq, terima kasih sudah bersedia mampir di sini. Iya, mari sama-sama kita cerahkan pikiran kita, sebab yah, "kecantikan" wajah akan punah dimakan waktu, tapi pemikiran yang cemerlang akan abadi di panjang-panjang masa. Salam kenal kembali. :)
DeleteAku suka style kamu nulis..👍👍
ReplyDelete