Kenangan yang Berlari-lari
dulu, kita jumpa saat pertama kali bertabrak mata
di pelataran masjid, musim maulid
kita ditugasi menjemur karpet merah masjid di sepanjang pagar cokelat tua
kamu tersenyum hangat
merapikan kopiah yang agaknya kebesaran di kepalamu
lalu kau menghilang ke dalam masjid kemudian
Suara Pak Haji mengagetkan kita yang sedang terbata-bata mengeja iqra
jalanan basah, hujan mendesah
jemuran di pagar harus segera diangkat
disitu, kita bertemu lagi
walau tanpa bertukar senyum kembali
Lampu-lampu jalan mulai berpendar saga
kita pulang dengan celoteh lelah namun tetap bersenandung
seperti ada kipas angin di kepala saya
sejuk
cintakah ini?
Itu sepuluh tahun silam
malam ini, kotak kenangan itu kembali menganga
saat membaca namamu di selembar kertas wangi yang saya terima
perempuan itu, pasti sangat bahagia menjadi yang terpilih olehmu
22:05, permainan frasa dari Kak Dikpa Sativa.
Comments
Post a Comment