Tentang Ihwal Mengapa Saya Berpuisi
Setiap menatap cerobong matamu
selalu saja ada alasan mengapa saya terus berdiri di sini
memaku banyak puisi di dinding rumah yang rapuh
siapa tebak
enam puluh enam tahun kelak
tanpa sebab yang telak
kita lupa banyak
tak ada jejak
Setiap memandangi guratan wajahmu
selalu saja timbul ribuan alasan mengapa saya terus menunggu
walau tergugu
kaki saya tetap tak terganggu
menunggu
terus terpaku dan membeku
masih dengan bergumpal-gumpal puisi di tangan saya
Karena selalu banyak alasan
jika itu tentang kamu
-17:53 selepas kelas yang melelahkan-
Comments
Post a Comment