Cerita Perempuan Senja
Kita berlalu menapaki pematangan waktu. Menjejakkan langkah seribu menebas potongan detik. Kamu dan saya paham. Sangat paham. Akan ada badai hadir di menit-menit setelah ini. Namun, kamu dan saya yakin. Sangat yakin. Bahwa ada sesuatu yang mengatas namakan diri dengan cinta, yang mampu merobek badai-badai itu.
Kita seperti kalut. Apakah ini salah? Kamu dan saya menggeleng pasti. Ini tidak salah. Hanya sedikit ketidakbiasaan dari orang sekeliling kita. Mereka belum paham. Belum menangkap apa sesungguhnya yang sedang kita centangkan. Kamu lelah? Saya tidak. Jika kamu bertanya dengan pertanyaan yang sama, maka saya akan menggeleng kuat dan berkata tidak dengan yakinnya seyakin saat saya ditawari neraka.
Saya tahu, kita sedang waspada menanti cercah saga esok hari. Entah bagaimana sampul akhir cerita kita. Tidak ada yang bisa menebak. Namun saya akan pastikan, hanya ada dua akhir dari kisah kita; kamu tersenyum pada saya dan saya bahagia, atau saya tersenyum padamu dan kamu bahagia.
Perempuan senja yang kamu cintai
Hyuga Kio
Duh, lagi mendung baca ini tuh, kayak apa ya namanya, pas banget si support suasana hati :'D
ReplyDeleteSalam,
Gianta